Minggu, 29 Juni 2014

Mana yang Kamu?

Anak muda jaman sekarang banyak banget yang cari-cari alasan buat nge-akhiri hubungan perpacaran mereka. Kalau salah satu diantara mereka ada yang minta putus, berarti ada beberapa alasan yang memungkinkan kenapa dia minta putus.
Yang pertama, alasan yang paling klasik. NGGAK DIBOLEHIN ORANG TUA.
Ininih alasan klasik yang dipake cewek/cowok jaman sekarang buat mutusin hubungan perpacaran mereka. Sebenernya ada aja, sih, orang tua yang bener-bener nggak ngebolehin anaknya buat pacaran dengan banyak alasan, diantaranya mungkin karena takut masa depan anaknya bakalan ancur kalo dia patah hati nantinya *kaya gue*, atau karena mereka emang nggak suka sama pacar anaknya. Maka dari itu mereka nggak ngebolehin anaknya buat pacaran. Kalo emang alesannya gitu sih, ya mau nggak mau harus diturutin. Jangan malah pacaran dibelakang orang tua. Dosa lho. Gue juga udah insaf kok wkwk
Tapi, ada juga yang make orang tua buat dijadiin alasan putus karena yaaa..mungkin dia udah bosen sama pacarnya sendiri *ups atau karena dia punya gebetan baru? Nggak nutup kemungkinan kan kalo emang gitu alesannya? Gue ngomong gini karena emang gue pernah ngalamin, bukan ngada-ngada lho ya..
Yang kedua, bosen.
Iya, kita nggak akan pernah tahu kapan kita bakal bosen sama pacar kita. Sebenernya sih, bosen itu wajar aja, ya mungkin karena dia jenuh sama hubungan yang gitu-gitu aja, biasanya karena pembicaraan mereka monoton. Contohnya aja nih kalo di bbm cuma nanya, 
A : "Hai sayang.."
B : "Hai juga.."
A : "Masih apa?"
B : "Masih nonton tv. Kamu?"
A : "Sama"
B : "O gitu.."
Terus udah tuh bubaran bbmannya, yang satu biasanya gengsi nggak mau ngajak ngomong, dan yang satunya mungkin emang nggak bisa ngendaliin obrolan, memperpanjang maksudnya. Gimana nggak bosen kalo tiap hari bbmannya cuma kaya gitu?
Tapi nggak selamanya obrolan yang dingin itu bikin bosen, contohnya sih lagi lagi gue-_- gue emang nggak suka sama obrolan yang kaya gitu, tapi beda persoalan kalo udah suka apalagi sampe sayang sama cowo itu. Sedingin apapun, semonoton apapun obrolannya, asalkan dia selalu ngabarin gue dan perhatian, it's oke. Toh, dia orangnya emang dingin, mau digimanain lagi? Gue nggak bisa nyuruh-nyuruh dia buat jadi apa yang gue inginkan, kan? Eh tunggu, tapi dia bukan pacar gue ding-_-
Ada juga yang emang pacar kita tipenya "bosenan". Jadi, gimana aja cara kita buat dia biar nggak bosen sama kita. Susah juga sih sama orang yang bosenan.
Jadi, tergantung masing-masing aja, deh, ya.
Yang ketiga, lelah.
Apa yang lelah? Jelas, hatinya. Mungkin dia emang udah lelah sama yang namanya cinta, lelah karena cuma sepihak aja yang berjuang. Kemana yang satunya? Entahlah..
Ini yang pernah gue rasain, berjuang sendirian, kelihatannya, sih, berjuang berdua, tapi enggak kenyataannya. (skip aja ya bagian ini, gue kok jadi nggak enak sendiri mau lanjutin keterangan di paragraf ini, hihi..)
Yang keempat, ada yang baru.
Maksudnya, mungkin ada hati lain yang bikin dia berpaling. Nggak nutup kemungkinan lho ya, dua hati yang udah menyatu, akan terpisah kembali karena ada hati lain yang membuat salah satunya ingin memisahkan diri. Ada dua tanggepan menurut gue, 
yang pertama karena kita nggak bisa saling percaya dan saling menjaga,
yang kedua karena emang kita nggak jodoh.
Itu kayanya sama aja, ya? yaudah lupakan, yang jelas intinya itu.
Yang kelima, LDR.
Long distance relationship. Alesannya sih, karena nggak tahan hubungan jarak jauh, biasanya yang make alasan ini karena dia bosenan juga, wkwk. Kalo kangen, cuma bisa sms/bbm/telpon/skype-an, ketemu aja harus nunggu sebulan, dua bulan, bahkan setengah tahun. 
Ya kalo udah tahu, nggak bisa ngejalaninnya, kenapa nggak bilang dari awal, kan? Daripada ditengah-tengah, terus malah bikin satu pihak ngerasa tersakiti *apalah-_-* mending jangan. LDR itu menurut gue, diridhoi sama Tuhan, buat orang-orang yang imannya kuat, punya rasa percaya yang tinggi. Kuncinya sih, cuma percaya aja, sama banyakin doa.
Itulah beberapa alasan dari mereka yang menginginkan hubungannya berakhir, dan itu diambil dari pengalaman pribadi sekaligus pengalaman temen-temen gue, jadi, belum tentu, ya, putusnya sebuah hubungan didasari dari alasan-alasan di atas. Gue cuma nge post beberapa alesan yang sering gue denger :)

Kamis, 15 Mei 2014

Para Pemendam Rasa

Apa yang lebih menyedihkan ketika seorang perempuan menyukai seorang laki-laki, namun dia nggak bisa berbuat apa-apa?
Apa yang lebih menyedihkan ketika seorang perempuan harus memendam perasaan tersebut dalam waktu yang lama?
Apa yang lebih menyedihkan ketika seorang perempuan hanya bisa menatapnya dari kejauhan agar dapat memuaskan mata dan hatinya?
Lucu, indah, namun menyedihkan.
Mereka, para perempuan, sebagian besar dari mereka akan lebih memilih memendam perasaan yang mereka punya terhadap orang yang mereka sukai.
Memendam perasaan sama seperti halnya mencoba untuk menyembunyikan segunung emas yang tidak cukup ditampung dalam satu ruang aja. Nggak mudah karena terlalu banyak emas yang kita punya. Nggak mudah karena di luar sana bisa aja banyak yang tahu kalau kita punya banyak emas dan nggak punya tempat yang khusus buat menyimpan emas itu.
Lucu, lucu karena sepertinya hanya sekedar sebuah perasaan dan hanya tinggal mengungkapkannya saja namun sulit sekali. Hanya sekedar kata-kata 'Aku menyukaimu', namun butuh keberanian dan kesiapan dalam sebuah respon yang akan didapat.
Indah, indah karena perasaan itu membuat hari-hari yang biasa menjadi tak biasa. Ada saja cerita yang menyenangkan setiap harinya karena perasaan yang disimpan itu. Nggak cuma perasaan menyenangkan, namun menyedihkan pun ada. Lebih indah lagi pada saat malam atau siang hari, hanya dengan teringat namanya, ribuan kupu-kupu bisa saja tiba-tiba menyerang dadamu dan membuat ruang yang ada di dadamu merasa sesak olehnya. Kemudian kupu-kupu itu akan meluncur secara cepat melalui pembuluh-pembuluh darahmu, menari mendesir-desir sangat indah turun ke perut sehingga kamu merasa bagai diterbangkan tinggi ke angkasa. Perasaan itu menyenangkan sekali dan jarang terjadi. Pernah merasakannya kan?
Indah lagi ketika semua yang kamu lakukan setiap hari terselip nama, atau wajah, atau bahkan bayangannya yang kemudian membuat waktu tidurmu menjadi berkurang karena terus memikirkannya. Betapa indah perasaan seperti itu.
Menyedihkan, menyedihkan karena hanya kamu seorang yang benar-benar mengerti perasaan macam apa yang kamu punya saat ini. Sebuah pengungkapan? Nggak semudah yang kamu kira. Berbicara memang mudah, namun butuh beribu-ribu ton keberanian untuk melakukannya. Kamu mencari sampai ke ujung dunia, bahkan tempat terpencil yang ada di dunia ini pun, belum pasti kamu akan nemuinnya.
Iri sekali pada mereka yang mempunyai keberanian yang tinggi untuk mengungkapkan perasaan mereka pada pujaan hatinya. Darimana mereka mendapatkan sebongkah keberanian nan mahal itu?
Mereka hanya bisa menunggu. Menunggu sebuah kepastian, itu yang dilakukan mereka. Iya, kalau yang ditunggu itu jelas dan pasti, kalau enggak? Nggak enak, ya?
Wahai para pemendam perasaan, sesungguhnya memang lebih baik kau ungkapkan perasaanmu daripada kau terlambat dan hanya akan ada penyesalan di belakang. Namun, jika kau rasa kau lebih baik memendamnya karena takut akan sebuah rusaknya apa yang sudah kau bangun selama ini, pendamlah.
Ada kalanya memendam perasaan itu lebih baik daripada mengungkapkan jika itu menjadi sebuah destroyer.

Rabu, 29 Januari 2014

29

Awalnya aku coba untuk membiasakan diri. Niat. Udah didasari sama niat. Niat yang bener-bener niat. Tapi nihil. Tetep nggak bisa.
Ini yang dibilang udah nyaman dengan sebuah rumah?
Kalau bukan nyaman, apa namanya?
Yang kalian selalu bilang buat segera pindah, aku juga ingin. Tapi ngelakuinnya nggak segampang sama apa yang diomongin.
Kalau orang bilang, semuanya butuh proses, dan nggak akan semulus paha SNSD.
Proses itu memang memakan waktu yang cukup lama, apalagi buat aku yang udah bener-bener kerasa nyaman, akan sangat sulit untuk beradaptasi dengan sangat cepat.
Dia, yang begitu memberi kita banyak kenangan, akan lebih sulit dilupakan.
Bukan-bukan, bukan ingin melupakan semuanya, hanya perasaannya aja. Lebih tepatnya perasaan terhadap orang tersebut. Harus segera dilepaskan. Karena kalau enggak, itu bakal bikin kita sendiri terluka, kan?
Kalau dua-duanya masih saling sayang?
Berkorban. Berjuang. Kalau bisa ngerangkul dua kata itu, kalian akan menang. Semua butuh pengorbanan dan perjuangan. Seperti halnya hidup, tanpa pengorbanan dan perjuangan nggak akan ada apa-apanya kan.
Kadang, lihat mereka yang bisa barengan walaupun beda, bikin aku iri. Bener-bener iri.

Rabu, 25 Desember 2013

23

Sebuah rasa sakit yang nggak pernah bisa didefinisikan bagaimana rasanya. Kalau ingin tahu, cobalah sendiri untuk mengalami ini semua. 
Berat. Sesak. Sedih. Kecewa.Semua jadi satu di dalam sana, yang kumaksud hati. Kamu nggak akan tahu bagaimana rasanya. Aku tahu rasanya jadi kamu yang harus mengakhiri semuanya. Tapi kamu juga harus tahu bagaimana rasanya jadi aku yang seolah hanya untuk kesenangan sementara. Sedangkan kamu nggak mau tahu bagaimana rasanya setelah kamu mengatakan "Selamat Tinggal". Mungkin kamu berpikiran aku terlalu berlebihan dengan semua ini, kan?
Aku juga sempat berpikiran gitu. Terlalu lebay untuk menghadapinya. Tapi ini semua keluar dari dalam sana. Nggak pernah dibuat-buat, apalagi cuma buat cari perhatian. Kamu salah. 
Kalau aku mau, aku nggak akan pernah mau mengeluarkan semua tangisku hanya karena ini, tidak terlalu penting kalau dilihat, tapi kenyataannya ini sangat penting, bahkan menyangkut masalah perasaan. 
Ketika seseorang mengalami patah hati, maka seketika itu dia akan berubah menjadi seorang penulis yang hebat, semua bisa dia keluarkan dalam sebuah tulisan sepeti sekarang yang aku lakukan saat ini.
Cinta tapi beda, itu istilah yang diberikan Dwitasari. Dan sekarang aku ngalamin sendiri gimana rasanya Cinta tapi Beda.
Aku kira awalnya perbedaan kita akan saling menguatkan apa yang harusnya diperjuangkan diantara kita. 
Aku kira awalnya kita akan sama-sama berjuang. 
Tapi ternyata, mungkin pemikiranku terlalu dewasa, belum waktunya untuk memperjuangkan semuanya, karena pada akhirnya aku tahu kalau kamu nggak pernah berusaha memperjuangkan aku. Aku berjuang sendirian. Bahkan aku bisa merasakan kalau aku sedang berjuang sendirian.
Aku udah dewasa, aku udah bisa ngendaliin emosiku. Bahkan untuk hal yang menyangkut dengan perasaan, aku udah mulai hati-hati, nggak pernah mau main-main, mencoba berpikir dan bersikap dewasa karena aku tahu siapa yang ada disampingku, orang yang udah dewasa pula. 
Tapi kenapa disaat aku nggak mau main-main sama yang namanya Cinta, disaat aku udah terlanjur sayang, disaat aku nggak punya rasa bosan sama dia, semuanya seakan hilang seketika. Memutuskan untuk pergi dan nggak mau tahu lagi. Tahu rasanya? Haha
Jelas, it hurts me so much. 
Bahkan rasanya nggak karuan. Campur aduk. Bahkan, nangis dua haripun nggak bisa bikin hati enakan. 
Aku tahu, kita udah nggak ada apa-apa lagi, udah nggak ada hak buat aku terhadap kamu. Tapi apa kamu tahu, bagaimana rasanya ditinggal saat lagi sayang-sayangnya?
Itu sakit banget.
Aku harusnya bisa baik-baik aja tanpa kamu.
Dunia ini luas, harusnya aku tahu itu.

Jumat, 06 September 2013

Minggu Super Sibuk

Dimulai dari awal masuk sekolah setelah lebaran kemarin. Nggak bakal nyangka kalo sampe minggu ke empat ini bakal jadi orang yang sibuknya melebihi anggota DPR *itu kata bunda*.
Dimulai dari rapat-rapat kegiatan organisasi kayak diesnatalis, penerimaan anggota baru, pemilihan ketua OSIS dan pelantikan anggota baru CIMED. Rapat yang diadain hampir bersamaan sama jadwal les bener-bener bikin gila. Gilanya bukan kayak orang yang sakit jiwa, tapi gila jadwal, gila waktu.
Dulu, kelas sepuluh, aku masih bisa nikmatin hari-hari tenang kayak Jum'at, Kamis, Rabu, Senin. Nah sekarang? A week, full of schedule!!!
Nggak pernah ada hari libur buat empat minggu ini, eh, pernah sih, sehari, gegara aku sakit, jadinya nggak berangkat. Tapi itu aja malemnya langsung bikin tugas.
Senin yang biasanya bisa digunain buat tidur sepulang sekolah, sekarang cuma bisa lewat dengan rapat, les dan tugas.
Selasa yang biasanya les cuma sekali, ini malah kadang double sampe malem.
Rabu yang biasanya free nggak ada kegiatan, ini malah diisi sama tugas, dan les.
Kamis yang biasanya free juga, sekarang juga diisi sama rapat, les dan tugas.
Jum'at yang jadi hari favorit aku dalam seminggu, sekarang udah bukan hari favorit lagi gegara balik ke rumah selalu habis maghrib.
Sabtu yang jadi hari favorit kedua karena besoknya libur, harus keisi sama tugas dan rapat.
Dan terakhir, Minggu, yang harusnya jadi hari tenang selama enam hari sekolah, sekarang jadi hari tambahan belajar buat ulangan yang bakal diadain hari Senin, Selasa atau Rabu-nya.
Mungkin ini yang dinamain 'Pelajar yang Sesungguhnya'. Pergi pagi, pulang petang.
Ini termasuk perjuangan buat dapetin cita-cita kan? Nggak harus jadi nomor satu di kelas kan?
Kadang ya aku suka mikir kalo perjuangan sesungguhnya buat dapetin cita-cita itu harus jadi nomor SATU di kelas. Tapi kemudian, aku mikir lagi, apa yang udah aku lakuin selama ini, semua jerih payah belajarku juga termasuk PERJUANGAN BUAT DAPETIN CITA-CITA.
Kadang pengen banget ngerasain jadi kayak anak kelas X lagi, bisa santai, bisa pulang cepet, tapi aku juga sadar kalo semakin bertambah tingkat pendidikan, ya emang semakin sibuk dan harus semakin diniatin *ini nyambung apa enggak-_-*
*Oke, balik lagi ke permasalahan organisasi yang bikin pusing--------
Lagi bete, dipilih jadi ketua suatu acara, tapi belum tau apa tugas ketua, ya itulah aku.
Nggak bisa tegas sama anggotannya karena 'nggak penak-an'. Jadi nggampangin.
Ada yang kerjanya nggak bener aja, aku nggak bisa marahin, ketua macem apa aku?
Sampe-sampe acara organisasi itu di undur seminggu kemudian, oke ini juga salahku, nggak bisa negasin anggota.
Dari sana aku cerita sama salah satu temenku, terus dia nasihatin aku segala macem, dan akhirnya bisa lumayan tenang walau seharian itu jadi super bete.
Jangan dicontoh kinerjaku yang sedikit jelek ini, malah banyak mungkin.
Alhasil dengan moodku yang super bete itu, aku lampiasin di rumah, rasanya pengen marah ke semua orang, dan yang ada aku yang kena semprot sama orang tua.
Dan di sinilah, nangis bisa melegakan perasaan gelisah. Satu-satunya cara yang bisa dilakuin supaya hati dan pikiran nggak terlalu terbebani.
Tumpahin semua yang kamu rasa adalah beban.
Mulai dari pelajaran mungkin, masalah organisasi ataupun pacar.
Dan rasanya segitu aja aku berbagi cerita untuk sebulan ini~
Wassalam~

Selasa, 18 Juni 2013

Dia Datang (lagi)

Kapan terakhir kali kamu merasakannya?
Merasakan sesuatu yang seolah ada jutaan kupu-kupu terbang didalam perutmu, dan membuat deru aliran darah mengalir dengan cepatnya keseluruh tubuh, sehingga membuat otakmu nggak bisa berpikir apa-apa selain diam sampai-sampai semua ujung badanmu dari mulai jemari-jemari kaki hingga tangan menjadi membeku.
Jika kamu tahu maksudku, inilah yang sedang kurasakan.
Didalam sana, rasanya beku, semutan nggak jelas.
Didalam sana, akan diam, memikirkan hal apa yang harus kulakukan selanjutnya.
Didalam sana, mati-matian menahan sesuatu yang ingin melonjak keluar.
Itu akan terjadi jika aku melihatnya.
Itu akan terjadi jika dia juga melihatku, dan kemudian tersenyum.
Itu akan terjadi jika dia melambaikan tangan kepadaku.
Itu akan terjadi jika dia kemudian berjalan kearahku dengan senyumannya.
Itu akan terjadi jika dia berdiri disampingku.
Itu akan terjadi jika dia memulai sebuah pembicaraan hangat, dan kemudian kami tertawa bersama.
Dan itu akan mudah terjadi jika ada sebuah pesan singkat darinya.
Sangat mudah terjadi, karena aku juga sudah terbiasa dengannya dalam hal yang sudah kusebutkan tadi.
Awalnya semua terasa biasa, namun, perlahan rasa biasa itu menjadi tidak biasa, tidak biasa untuk yang didalam sana.
Apa yang salah? 
Bukan, bukan, maksudnya siapa yang salah kalau sudah menjadi tidak biasa (lagi)?
Aku? Dia? atau yang didalam sana?
Salah mengartikan semuanya? 
Itu yang biasa dibilang teman-teman. 
Dan pasti mereka hanya bisa menyalahkan aku tanpa mau tahu apa yang sebenarnya aku rasakan.

Rabu, 06 Maret 2013

Diesnatalis SMANSA 29-09-2012

Acara Diesnatalis SMANSA, 29 September 2012. Ada festival jajannya :3



Ini nih penampilan anak kelas XI. Tari piring yang diikuti kurang lebih 50 orang

Kalo yang ini pelepasan balon, tanda dibukanya acara diesnatalis SMANSA :)

Ini kepala dinasnya, Pak Agus, sekaligus papa nya Raihan.

Nah, ini nih lomba make up, Nadhir jadi korbannya. Ngakaks banget liat hasilnya. Dan gue sama Hanum yang make up in B)

Alhasil, kita jadi pemenangnya !! :D

Ini, namanya Haruna Ichikawa. Dia relawan dari Jepang. Sengaja dateng buat mbantu pembelajaran bahasa Jepang. Cantik. Bisa bahasa Indo walau acak-acakan. Ngahaaha

Nah, ini nih, kebiasaan anak SMANSA. Suka Flashmob. Dan pas lagi ngetrend lagunya PSY, Gangnam style. Serentak kartinian pada masuk ke lapangan terus flashmob.


Nah ini ada galeria smansa, isinya karya-karya anak SMANSA. Yang kanan gambar ikan itu punya saya. *mejeng dikit

Dan ini bintang tamu SMANSA yang ditampilin di segmen terakhir. Febri Idol. Nyanyiin kurang lebih 5lagu. Salah satunya Fix You. Kereeeeen bangeeeet !! Dan disini pula aku sama dia bisa ngobrol berdua *plak-ga penting-_-